Kemarau panjang yang melanda desa Plawangan kecamatan Kragan dari awal Juni 2019 mengakibatkan banyak petani gagal panen. Tanaman palawija seperti jagung, kacang dan melon mati kekeringan karena kekurangan air. Akibat kemarau panjang, banyak petani merugi, karena tanaman mereka tidak bisa menghasilkan apa-apa.  Diperkirakan kerugian yang dialami masibng masing petani mencapai sekitar 1 juta rupiah. Musim kemarau panjang ini akan terus berlangsung dan menurut BMKG  (Badan Meterology, Klimatology dan Geofisiska ) diperkirakan hujan baru  akan turun  2 sampai 3 bulan mendatang.  

Mensiasati gagal panen ini, Pemdes Plawangan berencana study banding ke desa Kendalagung.study banding ini difokuskan untuk mempelajari pola tanaman hortikultur yang bisa dibudidayaka di Plawangan, seperti semangka kuaci, melon dan blewah. hal ini dituturkan oleh Ainul selaku sekdes desa Plawangan bahwa rencana studi banding ini untuk memperkuat petani dalam menghadapi musim kemarau yang panjang. Selain studi banding untuk pertanian, Pemdes Plawangan juga akan menjalin kerjasama di bidang pemasaran produk pertanian, seperti pemberian pupuk dan pemanfaatan air di musim kemarau

Dengan studi banding ini diharapkan petani desa Plawangan mendapatkan ilmu gepok tular dari desa tetangganya. Diketahui, jarak antara Kendal agung dan Plawangan tidaklah jauh, dan masih dalam satu kecamaatan. desa kendalagung dipilih karena keberhasilanya menghasilkan semangka kuaci 25 ton dalam satu masa panen. budidaya itu akan ditiru dan dikembangkan di daerah Plawangan. adapun pembiayaan dari studi banding ini dibebankan pada masing masing peserta studi banding agar tidak membebani keuangan desa Plawangan.